Cerita Horor Pengalaman Naik Kereta Malam dan Bertemu Sosok Misterius

Perjalanan menggunakan kereta malam selalu mengundang rasa penasaran. Banyak orang menyukainya karena atmosfer yang lebih damai serta kesempatan tidur sambil menunggu sampai di stasiun yang ditujuNamun, perjalanan malam tidak selalu mulusTerdapat kisah-kisah misterius yang kadang mengikutinyamenjadikan pengalaman tersebut tak terlupakan.




Inilah narasi nyata yang diungkapkan oleh seorang penumpang bernama Raka, yang hingga kini enggan melakukan perjalanan dengan kereta malam sendirian.

Awal Perjalanan

Pada malam itu, Raka memilih pulang ke kampung halamannya dengan kereta malam. Ia sengaja mengatur perjalanan untuk pukul 22.30 agar bisa tiba di pagi hari tanpa menghabiskan waktu di siang hari. Tiket yang ia beli memberikannya tempat duduk di dekat jendela, di tengah gerbong yang tidak terlalu padat.

Saat memasuki gerbong, suasana tampak wajarBeberapa penumpang tampak terlelap dengan kepala bersandar di kursi, sementara yang lain asyik bermain ponsel. Raka duduk, memasangkan headset, dan berusaha menikmati pemandangan gelap di luar jendela.

"Agak sepi, jadi bisa beristirahat," bisiknya pelan sambil menyandarkan kepala.


Suasana yang Berubah

Sekitar pukul 01.00 dini hari, Raka terbangun. Ia merasakan kepalanya berat, dan udara di dalam gerbong mendadak terasa sangat dingin, lebih dingin daripada sebelumnya. Ia sempat mengira AC terlalu dingintetapi anehnya penumpang lain tampak tidak terganggu, tetap terlelap tanpa suara.

Raka meraih botol minum dari tasnya. Ketika ia menoleh ke ujung gerbong, matanya menangkap sesuatu yang membuatnya merinding.

Seorang wanita berdiri di dekat pintu ujung gerbong. Rambutnya panjang terurai menutupi wajah, dengan gaun panjang yang kusam dan berwarna abu-abu. Wanita itu berdiri tanpa bergerak sama sekali.

Raka sempat berpikir bahwa ia hanya penumpang yang ingin ke toilet, tetapi menit demi menit berlalu dan sosok itu tidak juga bergerak.

Hilangnya Sosok Misterius

Dengan campuran rasa ingin tahu dan ketakutan, Raka mengedipkan matanya berkali-kali, berharap hanya karena kantuk. Ketika ia menoleh lagi, sosok itu sudah tidak ada. Tidak ada suara langkah kaki, tidak ada pintu toilet yang terbuka.

"Jelas ada orang di sana tadi. " pikir Raka dalam hatinya, jantungnya mulai berdebar cepat.

Ia mencoba menenangkan dirinya, kembali menyandarkan kepala, tetapi keheningan yang terlalu sepi justru membuat rasa takutnya semakin besar.

Bisikan di Telinga

Beberapa menit kemudian, lampu di gerbong tiba-tiba berkedip. Tak lama setelah itu, Raka merasakan hembusan napas di telinganya, diikuti suara lembut seperti bisikan.

"Pulang. jangan sendiri. "

Suara tersebut terasa sangat dekat, seolah ada seseorang yang berbisik langsung di sebelahnya. Tanpa ragu, Raka menoleh cepat, namun kursi di sampingnya kosong.

Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya. Ia mematikan headset, mencoba memastikan bahwa itu bukan suara musik. Namun, keheningan justru membuat bisikan itu semakin terasa nyata.

Percakapan Singkat

Ketakutan membuat Raka melirik ke arah penumpang lainnyaAda seorang pria tua duduk dua kursi di depannya. Dengan sisa-sisa keberanian yang ada, ia mendekati dan mencoba berbincang.

"Pak, maaf. Apakah Bapak melihat perempuan berdiri di ujung gerbong tadi? " tanya Raka pelan.

Pria itu menoleh sejenak, menggeleng, lantas menjawab singkat:
"Tak ada siapa-siapa, Nak. Jangan banyak berpikir. Tidurlah. "

Nada suaranya datar, seolah ia enggan berlama-lama membahas perkara itu. Raka kembali ke kursinya dengan perasaan tidak tenang.

Penampakan Kedua
Ketika kereta berhenti di stasiun kecil yang remang-remang, Raka berusaha melihat keluar dari jendelaIa sangat terkejut saat melihat sosok perempuan yang sama berdiri di peronRambutnya masih menutupi wajahnyanamun kali ini ia tampak melambaikan tangan ke arah gerbong tempat Raka berada.

Raka terkesiap dan cepat-cepat membalikkan wajahnya. Namun, rasa ingin tahunya membawanya untuk menoleh kembali. Peron itu telah kosong. Tidak ada satu orang pun di sana.

"Mustahilaku tidak mungkin salah lihat! " pikirnya, tubuhnya mulai terasa kaku.

Gangguan Semakin Menjadi

Sepanjang perjalanan, gangguan yang dialaminya semakin intensKursi yang didudukinya tiba-tiba bergetar, jendela mencerminkan sosok wajah wanita meskipun tidak ada seseorang di sebelahnya, bahkan ponselnya tiba-tiba mati total walaupun baterainya masih penuh.

Yang paling membuatnya hampir pingsan adalah ketika ia menutup mata dan merasakan sentuhan dingin di pundaknya. Saat matanya dibuka, sosok perempuan itu sudah berada di kursi kosong di sampingnya, wajahnya pucat, bibirnya tampak biru, dan tatapannya kosong menatap lurus ke depan.

Raka mengeluarkan teriakan kecil, tetapi suaranya terhentiIa menutup mata sembari berdoa, berharap semua ini segera berakhir.

Akhir Perjalanan

Sekitar pukul 04.30, kereta akhirnya sampai di stasiun tujuan. Raka segera melompat turun, napasnya terengah-engah dan wajahnya sangat pucat. Beberapa penumpang lain menatapnya dengan heran, namun ia tidak peduli.

Saat ia menengok ke arah gerbong sekali lagi, tampak sosok wanita itu berdiri di pintu, menatapnya dari jarak jauh, lalu perlahan menghilang tanpa jejak.

Sejak peristiwa itu, Raka bersumpah untuk tidak akan pernah lagi menaiki kereta malam sendirian. Bagi dirinya, pengalaman itu bukan sekadar halusinasi akibat lelah, melainkan peringatan dari dunia lain yang tak dapat dijelaskan dengan akal sehat.

Cerita ini menjadi pengingat bahwa dunia yang kita amati tidak selalu mencerminkan dunia di sekitar. Kadang kala, perjalanan malam menyimpan kisah-kisah misterius yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu.

Lalu, bagaimana dengan Anda? Apakah berani mencoba menaiki kereta malam sendirian setelah membaca cerita ini?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak