Info Kesehatan Viral - Mengenal Mindfulness dalam Diet, Ini Penjelasan Nutrisionis

 Info Pojok Viral - Mengenal Mindfulness dalam Diet, Ini Penjelasan Nutrisionis - Kembali lagi bersama kami, dimana kali ini informasi penting seputar Kesehatan terutama Diet sehat yang memang sedang menjadi incaran banyak orang yang menginginkan badannya turun tetapi tetap sehat, yaitu bahasa yang lagi tren "Mindfulness" apa itu? mari kita simak informasi selengkapnya dibawah ini.

Mindfulness dalam diet bukan hanya sekadar mode, tetapi merupakan cara untuk makan dengan penuh kesadaran yang membantu orang memahami apa yang dibutuhkan tubuh mereka, mengatur pola makan dengan baik, dan menjaga kesehatan untuk waktu yang lama. Seorang ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Yudhi Adrianto, S. Gz, S. E, MKM, AIFO, mengatakan bahwa mindful diet atau “diet cerdas” menggabungkan gizi yang seimbang, kebiasaan hidup yang bersih dan sehat, serta kesadaran tentang keberlanjutan makanan. 



Menurut Yudhi, banyak orang masih berpikir bahwa diet itu berarti membatasi makanan. Sebenarnya, dalam konteks kesehatan, diet itu adalah cara makan sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kondisi kesehatan seseorang. “Diet adalah panduan untuk mengatur pola makan, bukan hanya mengurangi,” ujarnya dalam acara Radio Kesehatan Kemenkes RI. 

Pendekatan ini sangat penting karena apa yang kita makan setiap hari berhubungan langsung dengan risiko obesitas dan kesehatan ginjal, dua masalah yang sering diabaikan. 

Dalam praktik medis, ada berbagai jenis diet yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien, mulai dari diet untuk diabetes, diet rendah garam untuk tekanan darah tinggi, diet tinggi serat untuk obesitas, sampai diet khusus bagi mereka yang memiliki masalah ginjal. 

Karena itu, menurut Yudhi, kita tidak bisa menyamakan diet dengan hanya makan lebih sedikit. Hal yang paling penting adalah menyadari apa yang kita makan, seberapa banyak, dan bagaimana makanan tersebut mempengaruhi tubuh. “Mindfulness itu makan dengan sadar, bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar,” katanya. 

Obesitas adalah salah satu penyebab utama terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi. Kedua penyakit ini kemudian bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal karena ginjal harus bekerja lebih keras untuk menyaring darah. “Jika pola makan tinggi kalori, tinggi gula, garam, dan lemak, tetapi rendah serat, tubuh akan menyimpan kelebihan kalori sebagai lemak. Lama-lama ini bisa menyebabkan obesitas,” jelas Yudhi.

Pada tahap ini, terjadi masalah resistensi insulin yang dapat menyebabkan diabetes, dan tekanan darah tinggi yang membuat ginjal bekerja lebih berat. Kebiasaan makan makanan olahan juga semakin memperberat tugas ginjal. Misalnya, natrium yang terlalu banyak, seperti yang ditemui pada mi instan yang memiliki hingga 800 mg per porsi, membuat tubuh menahan cairan dan memaksa ginjal untuk bekerja lebih keras. "Jika sehari kita makan mi dua kali, jumlah natriumnya sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari," kata Yudhi. 

Diet mindfulness, lebih memperhatikan kandungan gizi dan pola makan Yudhi mengajak orang untuk membaca label gizi sebelum membeli makanan. 

Ini penting karena banyak makanan kemasan mengandung gula, garam, dan lemak yang tinggi, tetapi sering dianggap tidak masalah karena porsinya kecil. 

Selain itu, ia memperingatkan bahaya dari kebiasaan makan cepat, ngemil tanpa menyadari, dan makan dekat waktu tidur. Diet mindfulness membantu kita menyadari rasa lapar yang sebenarnya, bukan makan karena merasa bosan atau stres. Porsi makan yang seimbang: ikuti panduan "Isi Piringku" Untuk menjalankan pola makan yang sehat, Yudhi menyarankan agar mengikuti panduan gizi seimbang dari Kemenkes dengan konsep Isi Piringku, yaitu: 

  • ½ piring diisi sayuran dan buah 
  • ¼ piring berisi protein dari hewan 
  • ¼ piring berisi protein dari tumbuh-tumbuhan Karbohidrat sebaiknya dikonsumsi 5-8 porsi setiap hari 
Batasi penggunaan garam, gula, dan lemak Pastikan cukup minum air putih Aktivitas fisik juga menjadi bagian dari pola makan sehat. "Setidaknya tiga sampai lima kali seminggu untuk menjaga metabolisme dan berat badan tetap sehat," ujarnya. 

Frekuensi dan waktu makan dalam pola makan sehat Yudhi menyarankan untuk makan tiga kali sehari dengan jeda yang teratur, serta menambahkan satu hingga dua camilan yang sehat. Pola makan yang tidak teratur atau jarang dapat mengganggu metabolisme dan menyebabkan kita makan terlalu banyak di malam hari. Dia juga menjelaskan bahwa diet bukan berarti tidak boleh makan nasi.

 Menurutnya, karbohidrat tetap penting sebagai sumber energi utama. "Tidak makan nasi sama sekali membuat tubuh merasa lemas. Yang penting adalah porsi dan sumber karbohidratnya," jelasnya. Karbohidrat dapat berasal dari nasi, jagung, atau roti, selama jumlahnya sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Diet kesadaran membantu orang untuk mengambil keputusan tentang makanan dengan lebih sadar, seimbang, dan sesuai kebutuhan tubuh mereka. Dengan pola makan yang baik, mengurangi gula, garam, dan lemak, mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah, serta berolahraga secara teratur, kemungkinan terjadinya obesitas dan masalah ginjal bisa diminimalkan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak